Rabu, 20 Mei 2009
Anda Tertarik Menjadi Imam, Bruder atau Suster ???
Minggu, 05 April 2009
Mengenal Kedagingan / Galatia 5 : 16 - 25
Sebenarnya siapa sih dibelakang semua ini? Iblislah yang menggerakan semua tindakan terorisme yang kejam ini. Ia memotivasi agar kejahatan terus bergerak. Ada iri hati, kebencian, balas dendam dan semua perasaan jahat lainnya, karena tujuannya adalah kehancuran. Manusia diarahkan agar tidak lagi melakukan kehendak Allah
Daging bekerja sangat efektif, karena ia melekat dalam diri kita masing-masing. Ia selalu mengarah pada kenikmatan semata. "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5 : 17)
Jadi jika kita menyerahkan diri pada pemerintahan daging, maka kita akan menemukan keinginan yang jahat untuk dapat kita lakukan. Setiap orang percaya didiami oleh daging dan Roh Kudus. Daging kita peroleh pada saat kelahiran alamiah kita, kita mewarisinya akibat kejatuhan Adam dalam dosa. Sedangkan Roh Kudus kita terima melalui kelahiran baru.
Karena itu kita harus selalu menyangkal daging dan bergantung kepada Roh Kudus
Jumat, 03 April 2009
Benchmark / Posisi Anda
Jika Anda menemukan diri Anda dalam taraf Manusia Duniawi pada saat ini, maka Anda perlu membereskan hubungan Anda dengan Kristus. Dan hal ini terjadi melalui kelahiran baru. Yohanes 1 : 12 mengatakan, "Tetapi semua orang yang menerima Nya diberi Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, ................."
Tetapi jika posisi Anda ada pada kedagingan Anda perlu membereskan hubungan dengan Roh Kudus. Roh Kudus membuat hubungan Rohani menjadi mudah dirasakan. Anda tak dapat tumbuh dalam Rohani kalau masih melekat dalam kedagingan, ........... Anda tak dapat berlari cepat selama Anda masih di air. Anda harus melangkah keluar. Demikian juga dalam kehidupan rohani
Jadi Benchamark nya adalah pada pengakuan kita, Akuilah kondisi kedagingan Anda kepada Allah. 1. Yohanes 1 : 9 "Tinggalkan ke akuan Anda dan berserah kepada Juru Selamat."
Kamis, 02 April 2009
Manusia Rohani
Perhatikan beberapa dari karakter Manusia Rohani
1. Berlimpah dalam Pertumbuhan.
Tidak ada yang statis dalam hidupnya. Ia tak perlu dipaksa datang ke perjamuan kudus, ia cenderung aktif membaca firman, berdoa dan bersaksi mewartakan Kerajaan Allah. Ia tumbuh serupa dengan Kristus. Ia mendorong dan mengajar orang lain melakukan hal yang benar, kehidupannya banyak berbuah, lihat Galatia 5 : 222 - 23. Tetapi buah Roh ialah : Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, Tidak ada hukum yang menentang hal itu
2. Menundukan Diri Pada Kebenaran.
Manusia Rohani tidak menempuh jalan yang lama, ia berjalan sesuai rencana Allah, karena ia sangat ingin melaksanakan rencana Allah dalam membangun Kerajaan Surga dalam hidupnya.
Ia berserah kepada Allah, ia menginginkan kehendak Allah dan jalan Allah. Karena itu ia menerima berkat Allah. ia memahami betul "kebesaran dan kekuatan seseorang diukur dari penyerahan dirinya"
Kita mampu memikul salib, ketika orang memukul atau mencaci maki kita, kita bukan hanya tidak membalas, kita tidak ingin melakukannya. Itulah tanda kemenangan rohani.
3. Penampilan dan Jalan-jalannya.
Penampilannya adalah membangun integritas, bukanlah citra. Matanya tertuju pada Jesus, sehingga Jesus Kristus memenuhi pikiran, perhatian, pembicaraan, kehendak dan tindakannya mengasihi Jesus Kristus lebih dari pada ia mengsihi dunia.
Ia dapat melakukan karena dengan sepenuh hati ia menyerahkan dirinya tanpa syarat dalam pengaruh dan pekerjaan Roh Kudus.
4. Pandangan dan pedoman Hidup
Pandangan dan pedoman hidupnya ada pada Alkitab. Kesetiaan pada Allah diatas kepentingan dari dirinya sendiri, jadi ia memandang segala sesuatu dari sudut pandang Allah.
5 ciri Manusia Kedagingan
1. Pertumbuhannya Tak Berbuah
Ketika seseorang mendengar Firman dan tidak melakukan apa yang dikatakan, maka ia akan dengan segera melupakan apa yang ia dengar. Tindakan inilah yang disebut Kedagingan. Ia secara fisik setiap Minggu hadir di dalam Gereja tetapi pikiran ada di luar Gereja.
Tentu tidak ada pertumbuhan, karena tindakan yang harusnya dilakukan, diabaikan. Seperti seorang bayi bagaimana dapat berjalan kalau ia tak melakukan latihan berjalan.
Tiap Minggu kita hadir ke Gereja untuk mengambil latihan. Kalau yang ikut les Kumon mungkin ngerti. Ada tugas yang harus dilakukan setiap hari, diambil waktu hari les. Tetapi kalau tidak dilakukan tentu kenaikan tingkatnya jadi tidak mungkin, tak berbuah.
Hampir setiap Gereja menciptakan tema untuk pertumbuhan umat. Tetapi berapa banyak yang mencoba untuk mempraktekan? Bahkan ada yang beranggapan sudah dibaptis sudah diselamatkan. Hidupku berubah, tetapi kataku mungkin bertumbuh, ...........
Pemikiran hidupku sudah berubah, sudah diselamatkan seringkali membuat kita tidak bertumbuh. Jadi hidup kita tidak berubah. Rumahnya masih yang kemarin, begitu dibaptis tidak mungkin langsung jadi tambah satu lantai rumahnya atau tambah luas kavlingnya, tetapi dengan dibaptis Kristus hadir dirumah kita mengajar untuk bertumbuh.
2. Susah Mendengar, Bicara Maunya Saya.
Seringkali setelah dibaptis kita merasa kita sudah benar diselamatkan. Bangga kita, sombonglah kita. Tidak mau mendengar lagi. Bicara maunya saya. karena saya anak raja. Mantapkan?!
Dalam Ibrani 5 : 11 mengatakan bahwa mereka lamban dalam mendengarkan. Seperti anak kita yang bandel, cenderung tidak suka mendengarkan.
Mereka berpikir dapat menerima berkatnya, karena sudah diselamatkan. Diselamatkan bukan pasti selamat, Keselamatannya harus diupayakan. Dengan tidak mau mendengar rencana yang lebih besar dalam hidupnya yang direncanakan Allah. Sama artinya tidak menyerahkan diri kepada Allah, karena sebenarnya mereka mengikuti keinginan dagingnya. Mereka membuat dalih-dalih dengan pemikirannya untuk pembenarannya. Padahal jelas ini dasar kesalahan tak bertumbuh.
3. Kebiasaan Berdosa.
.............. sebab jika diantara kamu ada iri hati dan perselisaihan bukankah hal itu menunjukan bahwa kamu manusia duniawi? Orang dengan Kedagingan tidak mendapatkan kemenangan atas dosa.
Apakah Anda masih bergumul dengan iri hati? Apakah Anda masih bergumul dengan dosa-dosa lama Anda? Pertanyaannya dapatkah Anda mengalami kemenangan? Kalau dapat pertanyaan berikutnya adalah Kapan?
Sederhananya jika hari ini Anda masih bergumul dengan dosa yang kemarin sebenarnya Anda masih hidup dalam daging bukan dalam Roh. Anda tidak bertumbuh.
4. Penampilan dan Melangkah Ditempat yang Sama
............., kamu hidup secara manusiawi, jika kita melangkap di jalan yang sama, dengan penampilan yang sama artinya kita tidak berubah. Dulu kecil kita pergi dengan celana pendek, tetapi setelah dewasa kita memakai celana panjang. Kita harus menyadari adanya perubahan. Kita harus merubah standart. Jalan tempat hiburan kita haruslah berbeda. Cara berpakaian kita berbeda, kalau dulu kelihatan sebagai wanita miskin dengan kain seadanya, sekarang berpakaian sebagai anak raja.
Jika masih saja suka mendengar dan melihat hal-hal yang ia tahu dibenci Allah, nama Allah disebut sembarangan, dan adegan sex di luar pernikahan, maka memang pertumbuhan menjadi Manusia Rohani akan susah dibentuk.
5. Aturan dalam Pandangan
Kita harus dapat melihat kebenaran, kalau aturan dan pandangan kita tidak sejalan maka kita akan menjadi Manusia Kedagingan, kita lebih menyenangkan diri kita dari pada Allah, maka perlu dipertanyakan hubungan seperti apa yang hendak kita bangun.
Jika kehidupan rohani kita berhenti bertumbuh, maka kita harus mengambil sikap, untuk mengikuti aturan dan merubah pandangan, karena semakin lama berhenti semakin sulit bertumbuh.
Manusia Kedagingan
Jadi ibarat seorang bayi, bayi manusia bukan? tetapi kenapa tidak makan nasi? Seperti itulah .......... yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu bukan makanan yang keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih Manusia Duniawi, Sebab jika diantara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukan, bahwa kamu Manusia Duniawi dan kamu hidup secara manusiawi?
Senin, 30 Maret 2009
Manusia Duniawi
Tetapi Manusia Duniawi tidak bisa menerima apa yang berasal dari Roh Allah, jadi semisal begini, saya sangat suka sekali olah raga, karena olah raga menurut saya adalah bermain. Dari kecil saya hidup dengan orang tua yang membuka toko alat-alat olah raga, sehingga sangat mudah bagi saya untuk dapat berolah raga. Tetapi istri saya punya persepsi yang berbeda, dia selalu berkata capai setiap diajak berolah raga.
Hal ini sama dengan Manusia Duniawi yang tak mengenal minat terhadap hal-hal yang bersifat rohani. Semisal pergi ke Gereja kalaupun dilakukan biasanya dengan malas-malasan, bahkan mereka sering tidak hadir. Mereka berpikir bisa sembahyang di rumah saja. Untuk hadir di doa lingkungan, atau pelayanan mungkin menjadi beban yang mengganjal pulang ke rumah lebih cepat, karena punya pengharapan dapat acara yang lain, ke bar atau apalah.
Manusia Duniawi tak punya minat, terhadap semua hal berbau rohani. Membaca Alkitab, bersaat teduh, pergi ke Gereja, memberikan waktu luangnya untuk pelayanan Gereja, atau memberikan sebagian dari miliknya untuk pengembangan Kerajaan Allah.
Ia tak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Dengan kata lain, seorang Arsitek tentu akan bisa menilai sebuah disain bangunan dengan baik, tetapi orang awam akan tidak mengerti dimana nilai keindahannya. Seperti orang buta yang melihat matahari terbit, baginya tetap gelap. Seperti seorang tuli yang mendengarkan lomba koor gereja, ia tak dapat untuk membedakan.
Prinsipnya orang tidak dapat memahami apa yang belum dia alami, jadi Manusia Duniawi tak dapat membagi kasih kalau ia belum mengenal Jesus Kristus yang mati di kayu salib bagi dirinya. Hal ini memang sulit dimengerti, mengapa Dia rela wafat di kayu salib, siapakah saya ini? Untuk hal ini diperlukan Roh Kudus, karena perlahan kalau kita membuka diri Dia akan menuntun kita bertemu Jesus Kristus. Ia ingin kita diselamatkan. Ia ingin untuk kita dapat lahir baru.
Marilah kita lahir baru bersama Kristus. Kita dibaptis, sebagai tanda pertobatan kita dan rencana hidup sebagai warga Kerajaan Allah. Pertobatan disini bukan rasa sedih, tetapi lebih pada perubahan cara berpikir, bahwa ingin menjadi Manusia yang Diselamatkan. Masuk dalam Kerajaan Allah, bekerja untuk Kerajaan Allah.